Senin, 27 Oktober 2014

On 19.21 by Unknown   No comments


BAB I

A.    Latar Belakang

            Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal (sekolah) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga jadi untuk menjadi pendidik yang baik dan sebagai panutan Siswa dan Siswi atau Peserta didik maka kita harus mengetahui subjek pendidikan yang baik dan memiliki kualitas yang tinggi, maka dengan memahami Qur’an surat Ar-Rahman Ayat 1-4 kita sebagai calon pendidik akan mengetahui sikap yang harus dimiliki seorang pendidik.

B.  Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang ada, maka dapat diambil sebuah rumusan masalah sederhana sebagai berikut:
1.      Apa yang di maksud Subjek Pendidika?
2.      Apa tafsir dari Q.S Ar-Rahman 1?
3.      Apa tafsir dari Q.S, Ar-Rahman 2?
4.      Bagaimana tafsir dari Q.S, Ar-Rahman 3?
5.      Bagaimana tafsir dari Q.S, Ar-Rahman 4?





BABA II
PEMBAHASAN

A.    SUBJEK PENDIDIKAN (ALLAH)

الرحمن  عَلَّمَ الْقُرْءَانَ  2 1  خَلَقَ الْإنْسَن  3  عَلَّمَهُ الْبَيَانَ  4

1.       (tuhan) yang Maha pemurah,
2.       yang telah mengajarkan Al Quran.
3.       Dia menciptakan manusia.
4.       mengajarnya pandai berbicara.

B.      SEBAB NUZUL.
Ayat ini turun setelah terjadi pelecehan orang kafir setelah ada perinta untuk bersujud kepada Allah yang terdapat dalam surat al-Furqon
#sŒÎ)ur Ÿ@ŠÏ% ãNßgs9 (#rßßÚó$# Ç`»uH÷q§=Ï9 (#qä9$s% $tBur ß`»oH÷q§9$# ßàfó¡nSr& $yJÏ9 $tRããBù's? öNèdyŠ#yur #YqàÿçR  
dan apabila dikatakan kepada mereka: "Sujudlah kamu sekalian kepada yang Maha Penyayang", mereka menjawab:"Siapakah yang Maha Penyayang itu? Apakah Kami akan sujud kepada Tuhan yang kamu perintahkan kami(bersujud kepada-Nya)?", dan (perintah sujud itu) menambah mereka jauh (dari iman).
Ayat ini merupakan bantahan bagi kaum kafir yang mengungkapkan mereka tidak mengenal seseorang yang bernama Rahman kecuali Rahman dari yamamah. Maka ayat ini menegaskan bahwa Arrahman bukanlah dia tetapi Allah yang maha Rahman yang telah mengajarkan Al-Qur’an dan telah menciptakan manusia.
C.     MAKNA MUFRODAT

`الرحمن                    = yang maha pemurah (salah satu Nama Allah)
عَلَّمَ الْقُرْءَانَ                = yang telah mengajarkan Al – Qur’an
š                 خَلَقَ الْإنْسَن = Umat Manusia ,
   عَلَّمَهُ الْبَيَانَ               = kemampuan manusia untuk mengutarakan isi hati
                              dan memahamkannya kepada orang lain[1]

D.       TAFSIR AR – RAHMAN AYAT 1 – 4

1.      Tafsir Ar – Rahman Ayat 1

Dalam penafsiran Surat Ar – Rahman ayat 1 ( الرحمن) ar-Rahman secara panjang lebar telah dikemukakan oleh penulis antaralain ketika menafsirkan surat al-Fatihah dan al-Furqan. Rujukan ke sana! Dalam konteks ayat ini dapat ditambahkan bahwa kaum musyrikin mekah tidak mengenal siapa ar-Rahman sebagaimana pengakuan mereka yang direkam oleh Qs. Al-Furqon [25] : 60. Dimulainya surat ini dengan kata tersebut bertujuan juga mengundang rasa ingin tahu mereka dengan harapan akan tergugah untuk mengakuan nikmat-nikmat dan beriman kepada-Nya.Di sisi lain, penggunaan kata rerbut di sini sambilmenguraikan nikmat-nikmat-Nya, merupakan juga bantahan terhadap merka yang enggan mengakui-Nya itu.[2]
Arti Ar-Rahman adala amat luas. Kalimat dalam pengambilannya ialah Rahmat. Yang berarti kasih, sayang, cinta pemurah. Dia meliputi kepada segala segi dari kehidupan manusia dan terbentang di dalam segala makhluk yang wujud dalam dunia ini. Didalam ayat-ayat al-Qur’an kita akan bertemu dengan ayat-ayat yang menyebutkan Ragmat Allah, tidak kurang daripada 60 kali, rahim sampai 100.
Maka apabila kita perhatikan al-Qur’an dengan seksama,kita akan bertemu hampir pada tiap-tiap halaman, kalimat-kalimat Rahman, Rahim, Rahmat, Rahmati, Rahimi, Ruhamaak, Arhaman, al-Arhaam, yang semuanya itu mengandung arti akan kasih, sayang, pemurah, kesetiaan dan lain-lain. Artinya pada sifat-sifat yang lain, misalnya sifat santun, sifat Afuwwun (pemaaf), sifat Ghoffur (pengampun) dan lain-lain, didalamnya kalu kita renungkan, akan bertemu kasih-sayang tuhan, kemurahan tuhan, dermawan Tuhan.[3]

2.      Tafsir Ar- Rahman ayat 2
عَلَّمَ الْقُرْءَانَ (Yang telah mengajarkan al-Qur’an). Dalam kata عَلَّمَ (Telah mengajarakan) disini maksud telah mengajarkan diartikan kepada siapa yang dikehendakkinya[4].
            sedangkan patron kata عَلَّمَ (Telah mengajarakan) memerlukan dua objek. Banyak ulama yang menyebutkan objeknya adalah kata (الإنسان) manusia yang diisyaratkan oleh ayat berikutnya. Thabathabai menambahkan bahwa jin juga trmasuk, kerena surat tersebut ditunjukan kepada manusia dan jin. Menurut Penulis, bisa saja objeknya mencakup selain kedua jenis tersebut. Melaikt jibrilyang menerima dari Allah wahyu-wahyu al-Qur’an untuk disampaikan kepada Rasul Saw., termasuk yang diajarnya, karena bagaimana mungkin malaikat itu dapat menyampaikan bahkan mengajarkan firman Allah itu kepad Nabi Muhhammad Saw. Kalau malaikat itu sendiri tidak memperoleh pengajaran Allah SWT, disisilain, tidak disebutkannya objek kedua dari kata tersebut, mengisyaratkan bahwa ia bersifat umum dan mencakup segala sesuatu yang dapatr dijangkau oleh pengajaran-Nya.[5]
            Al-Qur’an adalah firman-firman Allah yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. Dengan lafal dan maknanya yang beribadah siapa yang membacanya, dan menjadi bukti kebenaran mukjizat Nabi Muhammad saw.
            Dan inilah salah satu dari Rahman, atau kasih sayang dari Allah kepad manusia,yaitu diajarkan kepada manusia itu al-Qur’an

3.    Tafsir Ayat 3 Surat Ar-Rahman
خَلَقَ الْإنْسَن  (yang Menciptakan Manusia).
                        Kata (الْإنْسَنا) pada ayat ini mencakup semua jenis manusia sejak adam hingga akhri zaman.[6]
Penciptaan manusia pun satu diantara tanda Rahman Tuhan kepada alam ini. Sebab dantara bagitu banyak makluk Ilahi didalam alam, mausia satu-satunya makhluk paling mulia. Kemuliaan itu lah salah satu bentuk rahmat ilahi :
ôs)s9ur $oYøB§x. ûÓÍ_t/ tPyŠ#uä öNßg»oYù=uHxqur Îû ÎhŽy9ø9$# ̍óst7ø9$#ur Nßg»oYø%yuur šÆÏiB ÏM»t7ÍhŠ©Ü9$# óOßg»uZù=žÒsùur 4n?tã 9ŽÏVŸ2 ô`£JÏiB $oYø)n=yz WxŠÅÒøÿs?  
dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.[7]

4.      Tafsir ar-Rahman ayat 4.
عَلَّمَهُ الْبَيَانَ (mengajarnya berbicara), Al-Hasam mengatakan, “yang dimaksud dengan dengan al-bayan ialah pengujaran, yaitu membaca al-Qur’an. Pembacaan itu dengan memudahkan pengujaran kepada hamba-hambaNya dan memudahkan dalam mengartikulasikan huruf-huruf dari daerah-daerah artikulator, yaitu tenggorakan, lidah, dan bibir sesuai dengan keragaman artikulasi dan jenis huruf.[8]
Sedangkan dalam Tafsir al-Misbah kata al-bayar pada mulanya berarti jelas. Kata tersebut di sini dipahami oleh Thabathaba’i dalam arti “potensi mengungkap” yakni kalam/ucapan yang dengannya dapat terungkap apa yang terdapat dalam benak. Lebih lanjut ulama ini menyatkan bahwa kalam bukan skedar mewujudkan suara dengan menggunakan rongga dada, tali suara dan kerongkongan. Bukan juga hanya dalam keanekaragaman suara yang keluar dari kerongkongan karena perbedaan makharij al-hrurf dari mulut, tetapi juga bahwa Allah yang maha Esa menjadikan manusia dengan mengilhaminya mampu memahami makna suara yang keluar itu, yang dengannya dia dapat menghadirkan sesuatu dari alam nyata ini, berapapun besar atau kecilnya yang wujud yang berkaitan dengan masa laumpau atau datang, dan menghadirkan dalam benaknya hal-hal yang abstrak yang dapat dijangkau oleh manusia dengan pikirannya walau tidak dijangkau dengan indra.[9]

E.     Keterkaitan dengan Kependidikan
Kandungan Hukum dalam Surat ar-Rahman ayat 1-4 , dari ayat pertam ( الرحمن) ar-Rahman, yang memiliki arti pengasih kepada makhluknya tanpa keterkecuali baik kepada yang beriman maupun yang mengingkarinya, disini jika dikaitkan dengan pendidikan adalah kita sebagai pendidik harus memilik sifat yang pengasih tanpa pengecualian baik kepada yang pintar, pendiam, dan yang nakal. Kita harus menyayanginya tanpa pandang bulu.
Mengajarkan Qur’an. Ini menunjukan bahwa seorangguru harus terlebih dahulu mempersiapkan Qur’an, dalam konteks ini qur’an diterjemahkan dengan materi pelajaran, sebelum guru berada dihadapan siswa. guru harus terlebih dahulu mempersiapkan dalam artian menguasai, memahami materi yang akan disampaikankepada siswa. sehingga seorang guru dapat maksimal mentransfer ilmunya kepadasiswa.
Khalaqal InsanMenciptakan Manusia. Menilik tujuan utama dari pendidikan adalah mencetak manusia yang sempurna, yang berpengetahuan, berakhlak dan beradab. tentu tidak ada manusia yang sempurna, namun berusaha menjadi manusia yang sempuranaadalah suatu kewajiban. Seorang guru apapun materi yang ia ajarkan hendaknyamengarahkan siswanya menjadi manusia yang berpengetahuan, beradab dan bermartabat yang berujung kepada ketaqwaan kepada Yang Maha Esa. bukan hanyamengarahkan pada aspek prestasi saja.
Allamahul Bayan Mengajarkan Dengan Jelas. Ayat ini kaitannya dengan proses pendidikan adalah seorang guru apapun pelajaran yang disampaikan, sampaikanlah dengan sejelas-jelasnya, sampai pada tahap seorang siswa benar-benar faham. jangan sampai seorang siswa belum betul-betul faham pada materi yang diajarkan sudah pindah kemateriyang lain. banyak kasus di negeri ini, demi mengejar target pencapaiankurikulum,prinsip memberi kefahaman diabaikan, efeknya kita tahu semua.

 

BAB II
Penutup
Setelah kita mempelajari Surat Ar-Rahman Ayat 1-4 kita dapat mengambil beberapa pelajaran yang terdapat dalam surat itu, dimana Allah itu Sebagai pendidik pertama dimuka bumi dan alam semesta ini.
Dalam surat ar-Rahman ayat 1 sampe 4 kita diajarkan menjadi sebagai seorang pendidik yang sebenarnya, yang harus memilik sifat rahman kasih syang, dan sebagai seorang pendidik kita harus mengajarkan apaun dengan sejelas-jelasnya, seperti ayat ke 4 dalam surat ar-Raham yang berbunyi عَلَّمَهُ الْبَيَانَ.




DAFTAR PUSTAKA
M. Quraish Shihab.Tafsir Al-Misbah pesan, kesam dam keserasian al-Qur’an.Jakarta : Lentera Hati.2002
Jalalaudin Al-Mahalli dan Jalaludin As-Syututi, terjemah Tafsir Jalalain Jilid 2. Sinar Baru Algensido.
Hamka. Tafsir Al Azhar Juzu’ XXVII. Jakarta : PT. Kipas Putih Aksara.
Muhammad Nasib ar-Rifa’i, Terjemahan Taisiru al-Aliyyul Qadir li Ikhtishari Tafsir. Jakarta : Gema Insan. 2001.
Diterjemahkan oleh Ahmad mustofa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi, Semarang : PT. Karya Toha Putra Semarang,1974.



[1] Diterjemahkan oleh Ahmad mustofa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi, Semarang : PT. Karya Toha Putra Semarang,1974. Hlm. 185
[2] M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta : Lentera hati, 2002), hlm. 493
[3] Hamka, Tafsir Al Azhar Juzu’ XXVII,(Jakarta : Pustaka Panjimas Jakarta), hlm. 179-180
[4] Imam jalaluddin Al-Mahalli dan Imam jalaluddin As-Syuti, Terjemah Tafsir Jalalain jilid 2, (Sinar Baru Algensindo) hlm. 984
[5] Ibid. 494
[6] Ibid.495
[7] Hamka, Op.cit hlm. 181
[8] Muhammad Nasib ar-Rifa’i, Terjemah Taisiru al-Aliyyul Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta, Gema Insan, 2006). Hlm. 540
[9] M.quraish Shihab. Op.Cit., hlm.491

0 komentar:

Posting Komentar