Senin, 11 Mei 2015
On 21.40 by Unknown No comments
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Pada
masa kejayaan Islam, ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat, pemikir para
cendikiawan Islam mewarnai dan mengisi khazanah keilmuan dunia hingga
Renaisance tiba. Cakupannya pun sangat luas, mulai dari filsafat, kedokteran,
matematika, biologi, sejarah, sastra, fisika, farmasi, geografi, hingga
astronomi, dengan demikian , maka dapat dikatakan bahwa pemikiran para
cendekiawan Islam memengaruhi hamper semua dibidang kehidupan.
Tidak
terkecuali dibidang Astronomi dan matematika yang melahirkan ilmua sekelas Al
Battani.
Zaij Ash-Shabi” merupakan buku karangan
Al-Battani yang paling terkenal. Buku ini diulis pada tahun 287 H (900 H)
berdasarkan pengalamannya mengamati bintang-bintang di Ar-Raqqah dan Antakya
.pada abad XII, buku ini diterjemahkan dalam bahasa latin dengan judul De
Scienta Stellerum u De Numeris Stellerum et Motibus oleh Plato dari Tivoli,
Terjaemahan tertua dari karya tersebut masih tersimpad di Vatikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Biografi Al-Battani
Al-Battani
termasuk salah seorang ilmuwan muslim terkemuka dalam bidang astronomi dan
matematika. Bahkan para ilmuwan Barat menganggapnya sebagai salah satu dari
orang yang paling jenius dalam ilmu astronomi.
Dia
bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Jabir Bin Sanan Al-Harrani Ar-Raqqi
Ash-Sha’ibi[1].
Al-Battani lahir pada tahun 585 di Battan, Harramdari[2].
Dari keluarga yang yang telah lama berkecimpung di dunia keilmuan, ayahnya
jabir ibn San’an al, Battani dikenal sebagai ilmua ilmuan. Ada perbedaan
pendapat tentang tahun lahirnya. Sebagian menyebutkan bahwa dia lahir pada
tahun 264 H (878 M), ada juga yang menyebutkan bahwa dia lahir tahun 240 H (854
M) dan ada pula yang menyebutkan bahwa dia lahir setelah 235 H (850 M) tanpa
memastikan tahun secara pasti, dia wafat pada tahun 317 H (929 M)[3].Al-Battani
dipanggil dengan nama Al-Battani sesuai dengan tempat kelahirannya, yaitu
Battan. Sebagai. Sebagaimana dia juga dipanggil dengan nama Ar-Raqqi , dari
kata ar-raqqah, yaitu tempat di dekat sungai Furat, dimana dia menghabiskan
sabagian masa hidupnya[4].
Namun
penulisa abad pertengahan memnggail nama Al-Battani albategnius dan Albategni. Perlu
disebutkan di sini bahwa al-Battani adalah salah seorang cucu ilmuwan arab
terkemuka, Tsabit bin Qurah.
B.
Pendidikan Al-Battani
Dalam buku-buku sejarah tidak banyak dosebutkan guru dan
pendidikannnya dalam kehidupan al-Batani. Akan tetapi sebagaimana diketahui
bahwa Ali bin Isa Al-Asthurlabi dan Yahya bn Abu Manshur adalah dua illmua
terkemuka dalam bidangh Astronomi yang
hidup pada masanya. Terutama karena yang perama juga bersal dari Harran, atau
ada kemungkinan belajar pada Sebagaian Muridnya. Namu yang jelas, Al-Battani
telah menguasai buku-buku yang dikarang dalam bidang astronomi yang banyak
beredar pada masanya, terutana buk “Almagest” karangan Ptolemaeus, yang pada
suatu saat nanti dia menulis komentarya dan mengkritik sebagian pendapat
ptelemaeus yang terdapat dalam buku itu.[5]
Sedangkan dalam buku yang lain, al-Battani belajar astronomi dan
matematika dari ayahnya jabir ibnu Sin’an.[6]
Ibnu An-nadim menyebutkan dalam bukunya “Al-Fihrisat” bahwa
al-Battani meulai perjalanya mengamati masalah-masalhh astromi sejak tahun 264
H (878). Dengan demikian, lama di kota Ar-Raqqah dan melakukan penelitian
astronomi yang berhasil ditemukannya pada tahun 306 H, sesuai yang disebutkan
oleh Ibnu An-Nadim. Selain itu, dia juga pernah tingggal lama di kota
anthakiyyah di utara Syria, tempat dia membuat teropong bintang yang disebut
dengan “Teropong Al-Battani”.
C.
Penemuan Ilmiah Al-Battani
Al-Batani telah
menciptakan berbagai penemuan ilmiah dalam ilmu astromi, disamping juga penemuannya
dalam bidang Matematika, dan geografi.
1.
Penemuan Dibidang di Bidang Ilmu Astronomi.
Sebelum
menginjak usia kepala dua, ia telah melakukan observasi dan studiya di
Al-Raaaqqah, yang terletak di tepi sungai Eufrat. Di temapt ini ia menemukan
beberpaa terobosan di bidang astronomi.[7]
Dari
hasil penelitian yang benar, al-Battani mengamati sudut kecondongan terbesar
dan mengukur letak dinding matahari dalam perjalannya secara Zahir.[8] Ia
menemukan garis bujur terjauh matahari mengalami peningkatan sebesar 16,470
sejak perhitungan yang dilakukan Ptolomeus beberapa abad sebumnya. Hal ini
kemudian menghasilkan satu penemuan penting tentang gerak lengkung matahari.[9]
Al-Battani
berhasil memperbaiki nilai keseimbangan pada musim panas dan musim dingin, dia
berhasil menghitung nnilai kecondaongan bintang-bintang di siang hari dan
mendapatkannya beredar pada posisi 23 dan 35 drajad.[10]
Selanjutnya
al-Battani berhasil Menghitung jumlah hari dalam atu tahun (dalam tahun Masehi)
beradasarkan penghitungan waktu yang digunakan bumi untuk mengelilingi
matahari, yakni 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik.[11]
Al-Battani
percaya untuk bawa untuk mengetahui masalah-masalah benda langit diperlukan
kegigihan dalam melakukan penelitan dan pengamatan yang teliti, di samping juga
memakan waktu yang lama. Tujuannya adalah mendapatkan pengetahuan yang benar.
2.
Penemuan dibidang Matematika dan Trigonometri
Al
Battani melakukan perbaikan-perbaikan mendasar dan memberikan solusi penting
dalam maslah yang berhubungan dengan matematika trigonometri berbentuk bola.
(spherical trigonometry), yaitu ilmu matematika yang telah banyak memberikan
kontribusi bagi kemajuan ilmu astronomi.[12]
Pengertian sinus dan kosinus dipergunakan untuk menggatikan istilah chord atau
tali busur yang biasa digunakan dalam perhitungan astronomi dan tigonometi
dimasa itu. Dalam bahasa arab istilah sinus disebut jaib yang berarti tauk atau
garis bengkok.[13]
Sedangkan
kontangen dalam bahasa arab adalah bayangan lurus fari istium (katulistiwa)
dari Gnomon. Gonomon alat semacam papan yang digunakan untuk mengukur cahaya
matahari setelah dibagi menjadi dua belas bagian. Menurut Battani, tangent
adalah garis baying-bayang melitang yang jatuh di permukaan Gnomon. Ia mengukur
garis lurus khatulistiwa melalui pengukuran bayang-bayang yang muncul pada alat gnomon. Garis lurus itulah
yang dikenal dengan sebutakn kontangen, sedangkan garis melintang disebut
tangent. Teori tangent dan kontangen inilah yang kemudian menjadi pilar dasar
bagi trigonomeri. [14]
Al
Battani juga orang yang pertama kali mengganti kata “Ganjil” yang dipergunakan
oleh Ptolemaeus dalam sinus trigonometri, dan dia juga melakukan banyak
perbaikan dalam ilmu ajbar untuk mengitung nilai sudut dengan prosentase antara
sinus nilai itu dengan sempurna. Al Battani adala orang pertama kali yang
menghitung tabel matematika untuk mengetahui titik pada garis yang bengkok.[15]
D.
Karya Al-Battani
Al-Battani
banyak memiliki buku-buku yang dikarngnya berisi tentang pengamatan
bintang-bintang, perbandingan anatara berbagai calendar yang digunakan di
bergai suku bangsa (Hijriyah, Persie, Masehi, dan Qitbi), dan berbagai
peralatan yang digunakannya dalam mengamati bintang-bintang serta cara
membutnya. Di antara buku-buku karangannya yang paling terkenal adalah sebagi
berikut :
“Az
Zaij Ash-Shabi” merupakan buku karangan Al-Battani yang paling terkela. Buku
ini diulis pada tahun 287 H (900 H) berdasarkan pengalamannya mengamati
bintang-bintang di Ar-Raqqah[16]
dan antakya[17].pada
abad XII, buku ini diterjemahkan dalam bahasa latin dengan judul De Scienta
Stellerum u De Numeris Stellerum et Motibus oleh Plato dari Tivoli, Terjaemahan
tertua dari karya tersebut masih tersimpad di Vatikan.
Karya
al Battani yang lain adalah Kitab Ma’rifah Matali al-Buruj fi ma Bayna Arba
Falak, sebuah ilmu pengetahuan tentang zodiac dan pemecahan soal-saol
astrologi. Selain itu, dikenal pula Risalah fi Tahkik Akdar al-Ittisalat, yaitu
sebuah uraian mengenai sejumlah penemuan dan penerapan astronomi. Karya
selanjutnya adalah Az-Zaujush li Battani
(almanac ersi Al-Battani) buku ini memuat enam puluh tema, seperti pembagian
planet, lingkaran kecil yang mengitari lingkaran besar, garis orbit, dan
sirkulasi peredaran planet. Di kemudain hari buku ini oleh Carlo Nallino dan
disimpan di perpustakaan Oskoria, Spanyol.[18]
E.
Komentar Tentang Al-Battani
Seorang
pakar astronomi, Edmund Helley, megakui ketelitian al-Battani dalam mengamati bintang-bintang.
Pengakuan yang sama juga disampaikan oleh kagore dalam bukunya “fi Tarikh
Ar-Riyadhiyya”. Sebagaimana juga yang ditegaskan oleh pakar sejarah George
Sarton bahwa dia merasa sanagat kagum kepada Al-Battani yang dianggapnya sebgai
salah seorang astronomi Arab terkemuka.
Seorang
Pemikir Islam Bekembangsaan India, Sayyid Amir Ali, Mengatakan dalam Bukunya
“Ruhul Islam” (the Spirit of Islam), “Tabel Astronomi yang dibuatnya dan
diterjemahkanya ke dalam bahasa latin telah menjadi kaedah ilmu astronomi di
Eropa selama Berabab-abad. Sekalipun demikian, dia lebih dikenal dalam sejarah
ilmu matematika, karena dialah orang yang pertama kali mmemasukkan sinus dan
kosinus sampurna sebfai ganti dari angak ganjil dalam ilmu hi tung astronomi
dan ilmu hitung trigonometri.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan
kegigihan dan uletanya dalam mendalami ilmu Astronomi dan Matematika menjadikan
Al Battani salah satu Ilmuan Muslim tersukses dan peletak dasar-dasar dalam
ilmu Astronomi modern. Dengan keberhasilannya Al-Battani di dalam
mengembangakan Ilmu Astronomi (Perbintangan) membuat Khalifah Harun al-Rasyid
membangunkan Istana sebagai bentuk penghargaan atas penemuan al-Battani.
DAFTAR
PUSTAKA
Baiatul
Muclisin dan Junaidi Abdul Munif. 2009. 105 Tokoh Penemu dan Perintis Dunia.
(Yogyakarta : Penerbit Narasi)
Muhammad
Gharib Jaudah. 2007. 147 Ilmuan Terkemuka dalam Sejarah Islam. (Jakarta :
Pustaka Al-Kautsar)
Muhammad
Razi. 2005. 50 Ilmuan Muslim Populer (Depok : Qultummedia)
2002.
Dari Penakluk Jarusalem hingga Angka Nol. (Jakarta : Penerbit Republikas)
[1] Muhammad Gharib Jaudah, 147 Ilmuan Terkemuka dalam sejarah Islam,
(Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2007) hlm. 158
[2] Wahyu Marti Ningsih, Biografi Para Ilmuan, (Yogyakarta : Pustaka
Insan Madani, 2009) hlm.109
[3] ibid hlm 159
[4] Muhammad Gharib Jaudah , Op.cit, hlm. 159
[5] Ibid. hlm 160
[6] Badiatul Muchlisin asti dan Junaidi Abdul Munif, 105 Toko penemu
dan Peritis Dunia (Yogyakarta : Penerbit Narasi, 2009) hlm. 16
[7] Muhammad Rozi, 50 Ilmuan Muslim Populer, ( Depok : Qultum
Media, 2005) hlm. 112
[8] Muhammad Gharib Gaudah, hlm. 161
[9] Wahyu Martiningsih, hlm. 110
[10] Idib. Hlm. 161
[11] Badiatul Muhlisin dan Junaidi Abdul Munif, hlm. 17
[12] Muhammad Gharib Gaudah, hlm. 162
[13] Dari Penaklukan Jarusalem Hingga Angka Nol, (Jakarta : Penerbit
Republika, 2002), hlm 49
[14] Dari Penaklukan Jarusalem Hingga Angka Nol, (Jakarta : Penerbit
Republika, 2002), hlm. 50
[15] Muhammad Gharib Gaudah, hlm. 163
[16] Ibid. hlm. 163
[17] Salah satu kota timur sungai Orantes di negri Turki.
[18] Wahyu Martiningsih, hlm. 111
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Popular Posts
-
BAB I A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sanga...
-
HADITS TENTANG PENIMBUNAN حَدَّثَنَا عَيَّاشٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى حَدَّثَنَا الْجُرَيْرِيُّ عَنْ أَبِي الْعَلَاءِ ...
-
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pada masa kejayaan Islam, ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat, pemikir para c...
-
BAB I PEMBAHASAN A. LATAR BELAKANG Ketika filsafat Islam dibicarakan, maka terbayang disana hadir beberapa tokoh yang dis...
Recent Posts
Sample Text
Pengikut
MUHAMMAD NAFIUDIN
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar